Main D&D Pakai Bahasa Indonesia

Saat membicarakan setting dunia D&D biasanya yang terbayang secara tradisinya adalah setting fantasy ala Lord of The Rings, Game of Thrones, dan sebagainya, di mana karakter dan suasananya bernuansa Eropa lama, dan juga bahasanya, bahasa Inggris yang kadang berlogat American, British dan Scottish. Lalu ada pertanyaan di benak kita orang Indonesia saat akan bermain D&D, “cocok ngga ya main D&D pakai bahasa Indonesia?”, menurut saya, walau awkward dan cringey di awal, tapi ketika sudah berjalan, cocok-cocok aja sih.

Pertama, mari kita mengacu pada rulebook D&D, yang walau ditulis dalam Bahasa Inggris, tetapi penulis tidak menyebut bahasa yang umum digunakan dalam dunia D&D sebagai English Language, melainkan sebagai Common Language. Jadi tidak ada batasan di dalam dunia D&D common language harus bahasa tertentu. Lagipula, dalam D&D ada bahasa elven, draconic, dwarvish, giants, dll. Jadi sepertinya tidak terlalu aneh kalau tiba-tiba common languange-nya Bahasa Indonesia (yang campur-campur Inggris medok dan Singlish).

Di negara-negara lain di mana Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa utama, seperti di Prancis, Spanyol, dan Turki, para pemain juga bermain menggunakan bahasa native mereka. Walau begitu, terminologi game serta nama-nama creature, tempat, spells, items, tetap menggunakan Bahasa Inggris sesuai yang tertulis di rulebook. Misalnya Potion of Healing tidak lalu menjadi Ramuan Kesembuhan, atau Battleaxe tidak menjadi Kapak Tempur, karena selain bunyinya aneh, hal tersebut malah akan menyulitkan DM dan player karena tidak sesuai buku referensi.

Untuk deskripsi pemandangan, adegan, kejadian, dan sebagainya dalam game, sangat tidak masalah menurut saya. Misalnya, “kalian memasuki sebuah tomb yang di dalamnya terdapat banyak sarang laba-laba, debu tebal yang menutup lantai bebatuan, serta bau kematian yang menyengat hidung kalian.” Contoh lainnya “Karakter lo mengayunkan greatsword-nya ke arah kepala orc itu, dan langsung menancap hingga leher, membelah kepala orc tersebut seperti buah kelapa, darah segar muncrat ke mana-mana, dan orc itu jatuh ke lantai, tidak bernyawa.” Masih cocok, kan?

Nah, berikut inilah yang mungkin akan menjadi kesulitan utama dalam menggunakan bahasa Indonesia di sesi bermain D&D, yaitu dialog NPC. Ketika party tiba ke sebuah tavern, mereka berjalan ke bar ketika seorang wanita dwarf yang berjanggut menyambut kalian, dia berkata, “Aarr! Selamat datang, adventurers! Kalian terlihat lelah, silahkan, silahkan pesan minuman dan makanan di sini.” Walau begitu, menurut saya, selama diperankan dengan “gaya mendongeng” dan penuh keyakinan, maka hal itu tidak menjadi terlalu awkward dan cringey, iya kan?

Dalam men-DM, saya selalu mempersilahkan player menggunakan bahasa apapun yang mereka mau, dan sayapun demikian, kadang saya menggunakan Bahasa Inggris, kadang Bahasa Indonesia. Bagaimana dengan kamu? Tulis komentarmu di kolom komentar di bawah.

Tinggalkan komentar